Lastest Post :
Recent Post

Religy

Education

OST Anime List

What Human Want



a man sat alone drenched deep in sadness and all the animals drew near to him and said:
"we do not like to see you so sad... ask us for whatever you wish and you shall have it."
the man said: "i want to have good sight"
the vulture replied "you shall have mine."
the man said: "i want to be strong."
the jaguar said... "you shall be strong like me."
then the man said: "i long to know the secrets of the earth."
the serpent replied: "i will show them to you."
and so it went with all the animals and when the man had all the gifts that they could give...
then the owl said to the other animals: "now the man knows much and is able to do many,things... suddenly i am afraid."
the deer said: "the man has all that he needs. now his sadness will stop."
but the owl replied: "no.i saw a hole in the man deep like a hunger he will never fill... it is what makes him sad
and what makes him want. he will go on taking and taking..."
until one day the world will say: "i am no more and i have nothing left to give."



Pria itu duduk sendirian tenggelam dalam kesedihan semua binatang mendekat padanya dan berkata:
"kami tak ingin melihatmu bersedih minta saja apa pun yang kau inginkan dan akan kau dapatkan."
pria itu berkata, "aku ingin punya penglihatan yang bagus."
burung hering menjawab, "ambil saja mataku."
pria itu berkata, "aku ingin jadi kuat."
macan berkata... "kau akan sekuat aku."
lalu pria itu berkata, "aku ingin tahu rahasia bumi."
sang ular menjawab, "akan kutunjukkan padamu."
begitu seterusnya dengan seluruh binatang yang ada dan setelah pria itu dapatkan semuanya dari mereka, ia pergi. Lalu burung hantu berkata pada binatang lain... "kini pria itu tahu banyak dan dapat lakukan banyak hal.tapi tiba-tiba aku takut"
rusa berkata," pria itu telah dapatkan semua yang ia butuhkan. kini ia tak akan bersedih lagi."
tapi burung hantu menjawab, "tidak. kulihat lubang di pria itu. dalam sekali seperti kelaparan yang tak akan pernah terisi.itulah yang membuatnya sedih dan menginginkan sesuatu.ia akan terus menganbil semuanya.
hingga suatu hari nanti dunia akan berkata... "aku bukan apa-apa dan tak ada lagi yang bisa kuberikan padamu."

Inuyasha

Pass File Download : tcfsq 

ost inuyasha every heart

Hunter X Hunter

Pass File Download : tcfsq 

ost hunter x hunter ohayou

Bt X

Pass File Download : tcfsq 

ost btx sailing for my dream

Detective Conan

Coming Soon

Digimon

Coming Soon

Fushigi Yuugi


Magic Knight Rayearth

Coming Soon

Video Girl Ai

Coming Soon

Patlabor

Coming Soon

Love Hina

Coming Soon

3 Orang Yang Terjebak Dalam Goa



Dahulu ada tiga orang berjalan-jalan kemudian mereka mendapatkan sebuah gua yang dapat dimanfaatkan untuk berteduh, maka merekapun masuk ke dalamnya. Kemudian tiba-tiba ada batu dari atas bukit yang menggelinding dan menutupi pintu gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar.
Salah seorang diantara mereka berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada yang dapat menyelamatkan kamu sekalian dari bencana ini kecuali bila kamu sekalian berdo’a kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan amal-amal shalih yang pernah kalian perbuat.’
Salah seorang di antara mereka menimpali, ‘Wahai Allah, saya mempunyai ayah ibu yang sudah tua renta, saya biasa mendahulukan memberi minuman susu kepada keduanya sebelum saya memberikannya kepada keluarga dan budak saya. Pada suatu hari saya terlambat pulang dari mencari kayu dan saya menemui keduanya sudah tidur, saya terus memerah susu untuk persediaan minum keduanya.
Karena saya mendapati mereka berdua telah tidur maka saya pun enggan untuk membangunkan mereka. Kemudian saya berjanji tidak akan memberi minum susu itu baik kepada keluarga maupun kepada budak sebelum saya memberi minum kepada ayah bunda.
Saya menunggu ayah bunda, hingga terbit fajar barulah keduanya bangun sementara anak-anakku menangis, mereka mengelilingi kakiku. Setelah mereka bangun, kuberikan minuman susu kepada keduanya. Wahai Allah jika saya berbuat seperti itu karena mengharapkan wajahMu maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini.’ Maka bergeserlah sedikit batu itu tetapi mereka belum bisa keluar dari gua tersebut.
Yang lain berkata, ‘Wahai Allah, sesungguhnya saya mempunyai saudara sepupu yang sangat saya cintai.’ Pada riwayat yang lain dikatakan, ‘Saya sangat mencintainya sebagaimana lazimnya orang laki-laki mencintai seorang perempuan, kemudian saya ingin berbuat zina dengannya tetapi ia selalu menolaknya. Selang beberapa tahun ia tertimpa kesulitan kemudian datang kepada saya dan saya berikan kepadanya 120 dinar, dengan syarat ia harus mau bersebadan dengannya, dan ia pun setuju.
Ketika saya sudah menguasainya, pada riwayat lain dikatakan, kemudian ketika saya berada di antara kedua kakinya dia berkata, ‘Takutlah kamu kepada Allah dan jangan kau robekkan selaput daraku kecuali dengan cara yang benar.’ Kemudian saya meninggalkannya, padahal dia adalah seseorang yang sangat saya cintai dan saya telah merelakan emas (dinar) yang saya berikan kepadanya. Wahai Allah, jika saya berbuat seperti itu karena mengaharapkan ridhaMu, geserkanlah batu yang menutup gua ini.’ Maka bergeserlah batu itu tetapi mereka belum bisa keluar dari gua itu.
Orang yang ketiga berkata, ‘Wahai Allah, saya mempekerjakan beberapa karyawan dan semuanya saya gaji dengan sempurna kecuali ada seorang yang pergi, meninggalkan saya dan tidak mau mengambil gajinya terlebih dahulu. Kemudian gaji itu saya kembangkan sehingga menjadi banyak.
Selang beberapa lama dia datang kepada saya dan berkata, ‘Wahai hamba Allah, berikanlah gaji saya yang dulu itu.’ Saya berkata, ‘Semua yang kamu lihat itu baik onta, sapi, kambing maupun budak yang menggembalakannya adalah gajimu.’ Ia berkata, ‘Wahai hamba Allah, janganlah engkau mempermainkan saya.’ Saya menjawab, ‘Saya tidak mempermainkan kamu.’ Kemudian diapun mengambil semuanya dengan tidak meninggalkan sisa sedikit pun. Wahai Allah jika saya berbuat itu karena mengharap ridhaMu, maka geserkanlah batu itu.’ Lalu batu itupun bergeser dan mereka bisa keluar dari dalam gua.

Kisah Qarun Si Kaya Raya



Qarun adalah nama seorang dari kaum Nabi Musa dan keluarganya yang dekat. Ia dikurniai Allah kelapangan rezeki dan kekayaan harta benda yang besar yang tidak ternilai bilangannya. Ia hidup mewah selalu mujur dalam usahanya mengumpulkan kekayaan sehingga menjadi padatlah khazanahnya degan harta benda dan benda-benda yang sagat berharga. Sampai-sampai para juru kuncinya tidak berdaya membawa atau memikul kunci-kunci peti khazanahnya karena sagat bayak dan beratnya. Ia hidup secara mewah dan menonjol di antara kaum dan penduduk kotanya. Segala-galanya adalah luar biasa dan lain daripada yang lain. Gedung-gedung tempat tinggalnya pakaiannya sehari-hari pelayan-pelayannya dan hamba-hamba sahayanya yang bilangannya melebihi keperluan. Dan walaupun ia tenggelam dalam lautan keni’matan duniawi yang tiada taranya pada masa itu ia merasa masih belum puas dengan tingkat kekayaan yg ia miliki dan terus berusaha mengisi khazanahnya yg sudah padat itu sifat mausia yg serakah yang tidak akan pernah puas dengan apa yg sudah dicapai. Jika ia sudah memiliki segantang emas ia ingin memperoleh segantang yg kedua dan demikian seterusnya.
Sebagaimana halnya dgn kebykan orang-orang kaya yang telah dimabukkan oleh harta bendanya maka Qarun tidak merasa sedikit pun bahwa dia mempunyai kewajiban sosial dengan harta kekayaannya itu. Ia dalam hidupnya hanya memikirkan kesenangan dan kesejahteraan peribadinya memikirkan bagaimana ia dapat menambahkan kekayaannya yg sudah melimpah-limpah itu. Ia telah dinasihati oleh pemuka-pemuka kaumnya agar ia menyediakan sebahagian daripada kekayaannya bagi menolong para fakir miskin menolong orang-orang yang telanjang yg tidak berpakaian dan lapar tidak dapat makanan. Ia diperingatkan bahwa kekayaan yang ia perolehi itu adalah kurniaan dari Tuhan yang harus disyukuri dengan beramal kebajikan terhadap sesama manusia dan melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat meringankan penderitaan orang-orang yang ditimpa musibah atau menderita cacat. Diperingatkan bahwa Allah yang telah memberinya rezeki yang luas itu dapat sewaktu-waktu mencabutnya bila ia melalaikan kewajiban sosialnya.
Nasihat yang baik dan peringatan yang jujur yang dikemukakan oleh pemuka-pemuka kaumnya itu tidak diendahkan oleh Qarun dan tidak mendapat tempat didalam hatinya.Ia bahkan merasa bahwa karena kekayaannya ialah yang harus memberi nasihat dan bukan menerima nasihat. Orang harus tunduk kepadanya mematuhi perintahnya mengiakan kata-katanya dan membenarkan segala tindak tanduknya. Ia menyombongkan diri dengan mengatakan kepada orang-orang yang memberikan nasihat itu bahwa kekayaan yang ia miliki adalah semata-mata hasil jerih payahnya dan hasil kecekapan dan kepandaiannya berusaha dan bukan merupakan kurnia atau pemberian dari siapa pun. Karenanya ia bebas menggunakan harta kekayaannya menurut kehendak hatinya sendiri dan tidak merasa terikat oleh kewajipan sosial berupa pertolongan dan bantuan kepada para fakir miskin dan para penderita yg memerlukan bantuan dan pertolongan.
Sebagai tentangan bagi para orang yang menasihatinya Qarun makin meningkatkan cara hidup mewahnya dan secara menyolok mempamerkan kekayaannya dengan berlebih-lebihan. Bila ia keluar Ia mengenakan pakaian dan perhiasan yg bergemerlapan membawa pengantar dan pembantu lebih banyak daripada biasanya dan mengenderai kuda-kuda yg dihiasi dengan indah dan cantik. Kemewahan yang ditonjolkan secara menyolok itu merasakan iri-hati dikalangan penduduk terutama mereka yang masih lemah imannya. Mereka berbisik-bisik diantara sesama mereka mengeluh dengan berkata: “Mengapa kami tidak diberi rezeki dan keni’matan seperti yang telah diberikan kepada Qarun? Alangkah mujurnya nasib Qarun dan alangkah bahagianya dia dalam hidupnya di dunia ini! Dan mengapa Tuhan melimpahkan kekayaan yang besar itu kepada Qarun yang tidak mempunyai rasa belas kasihan terhadap orang-orang yang melarat dan sengsara orang-orang yang fakir dan miskin yang memerlukan pertolongan berupa pakaian mahupun makanan.Dimanakah letak keadilan Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih itu?”
Qarun yang tidak mengabaikan anjuran orang agar ia secara sukarela menyediakan sebahagiaan harta kekayaannya untuk disedekahkan kepada orang-orang yang memerlukannya melarat dan miskin akhirinya didatangi oleh Nabi Musa menyampaikan kepadanya bahwa Allah telah mewahyukan perinyah berzakat bagi tiap-tiap orang yg kaya dan berada. Diterangkan oleh Musa kepadanya bahwa dalam harta kekayaan tiap ada bahagian yg telah ditentukan oleh Tuahn sebagai hak orang-orang yg melarat dan fakir miskin yg wajib diserahkan kepada mereka.
Qarun merasa jengkel memerima perintah wajib berzakat itu dan menyatakan keraguan dan kesangsian kepada Musa. Ia berkata: “Hai Musa kami telah membantumu dan menyokongmu dalam dakwahmu kepada agama barumu. Kami telah menuruti segala perintahmu dan mendengarkan segala kata-katamu. Sikap kami yang lunak itu terhadap dirimu telah memberanikan engkau bertindak lebih jauh dari apa yg sepatutnya dan mulailah engkau ingin meraih harta benda kami. Engkau rupanya ingin juga menguasai harta kekayaan kami setelah kami serahkan kepadamu hati dan fikiran kami sebulat-bulatnya. Dengan perintah wajib zakatmu ini engkau telah membuka topengmu dan menunjukkan dustamu dan bahwa engkau hanya seorang pendusta dan ahli sihir belaka.”
Tuduhan Qarun yg ingin melepaskan dirinya dari wajib berzakat itu ditolak oleh Nabi Musa yang menegaskan kembali bahwa kewajiban berzakat itu tidak dapat ditawar-tawar dan harus dilaksanakan karena ia adalah perintah Allah yg harus ditaati dan dilaksanakan dgn semestinya.
Quran tidak dapat jalan utuk mengelakkan diri dan kewajiban zakat itu setelah berbantah dan berdebat dengan Musa maka ia menyerah dan ditentukan berapa besar yg harus ia keluarkan zakat harta kekayaannya.
Setelah tiba di rumah dan menghitung-hitung bahagian yg harus dizakatkan dari harta miliknya Qarun merasa terlampau besar yang harus dizakatkan dan merasa sayang bahwa ia harus mengeluarkan dari khazanahnya sejumlah wang tanpa meperolehi imbalan sesuatu keuntungan dan laba. Fikir punya fikir dan timbang punya timbang akhirnya Qarun mengambil keputusan utuk tidak akan mengeluarkan zakat walau apapun yg akan terjadi akibat tindakannya itu.
Utuk menguatkan aksi pemboikotannya terhadap kewajiban mengeluarkan zakat Qarun menyebarkan fitnah kepada Nabi Musa dengan maksud menarik orang agar menjadikan penunjang aksinya dan mengikutinya menolak menolak kewajiban mengeluarkan zakat sebagaimana diperintahkan oleh Nabi Musa. Ia menyebarkan fitnah seolah-olah Nabi Musa dengan dakwahnya dan penyiaran agama barunya bertujuan ingin memperkayakan diri dan bahwa perintah zakatnya itu adalah merupakan cara perampasan yg halus terhadap milik-milik para pengikutnya.
Lebih jahat lagi utk menjatuhkan Nabi Musa dan kewibawaannya Qarun bersekongkol dengan seorang wanita yang diajarinya agar mengaku didepan umum bahwa ia telah melakukan perbuatan zina dengan Musa. Akan tetapi Allah tidak rela nama Rasul-Nya tercemar oleh tuduhan palsu yang diaturkan oleh Qarun itu. Maka digerakkanlah hati wanita sewaannya itu utuk mengatakan keadaan yang sebenarnya dan bahwa apa yang ia tuduhkan kepada Nabi Musa adalah fitnahan dan ajaran Qarun semata-mata dan bahawasannya Musa adalah bersih dari perbuatan yang dituduh itu.
Setelah ternyata bagi Nabi Musa bahwa Qarun tidak beriktikad baik dan bahwa ia tidak dapat diharap menjadi pengikut yang soleh yang mematuhi perintah-perintah Allah terutama perintah wajib zakat bahkan ia dapat merusakkan akhlak dan iman para pengikut Musa dengan sikap dan cara hidupnya yang berlebih-lebihan mewahnya ditambahkan pula usahanya yang tidak henti-henti merusakkan kewibawaan Nabi Musa dgn melontarkan fitnahan dan berbagai hasutan maka habislah kesabaran Nabi Musa lalu berdoa ia kepada Allah agar menurunkan azab-Nya atas diri Qarun yang sombong dan congkak itu agar menjadi pengajaran dan ibrah bagi kaumnya yang sudah mulai goyah imannya melihat keni’matan yang berlimpah-limpah yang telah Allah kurniakan kepada Qarun yang membangkang itu.
Maka dengan izin Allah yang telah memperkenankan doa Nabi Musa terjadilah tanah runtuh yang dahsyat di atas mana terletak bangunan gedung-gedung yang mewah tempat tinggal Qarun dan tempat penimbunan kekayaannya. Terbenamlah seketika itu Qarun hidup-hidup berserta semua milik kekayaan yang menjadi kebaggaannya.
Peristiwa yang menimpa Qarun dan harta kekayaannya itu menjadi ibrah bagi pengikut-pengikut Nabi Musa serta obat rohani bagi mereka yg beriri hati dan mendambakan keni’matan dan kemewahan hidup sebagaimana yang telah dialami oleh Qarun. Mereka berkata seraya bersyukur kepada Allah: “Sekiranya Allah telah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya nescaya kami dibenamkan pula seperti Qarun yg selalu kami inginkan kedudukan duniawinya. Sesungguhnya kami telah tersesat ketika kami beriri hati dan mendambakan kekayaannya yang membawa binasa baginya. Aduhai benar-benar tidaklah beruntung orang-orang yang mengingkari ni’mat Allah.” Isi cerita tersebut di atas dapat dibaca dalam surah “Qashash” ayat 76 sehingga 82 dan surah “Al-Ahzaab” ayat 69 sebagaimana berikut :~
“76~Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa maka ia berlaku aniaya terhadap mereka dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-nya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yg kuat-kuat. negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakkan di bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg berbuat kerusakkan. 78~ Qarun berkata: “Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.” Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasannya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka. 79~ Mak keluarlah Qarun kepada kaumnya dengan kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: ” Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun sesungguhnya ia benar-benar mempunyai peruntungan yg besar.” 80~ Berkatalah orang-orang yang telah dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.” 81~ Mak Kami benamkan Qarun berserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yg menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang membela . 82~ Dan jadilah orang-orang yang kelmarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu berkata: “aduhai benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. Kalau Allah tidak melimpahkan kurnia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita . Aduhai benarlah tidak beruntung orang-orang yg mengingkari Allah.”
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adl dia seorang yg mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.”

Taubat Sang Pembunuh 100 Jiwa



Dahulu ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 jiwa. Dia pun bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi ketika itu, lalu ditunjukkan kepadanya tentang seorang rahib (pendeta, ahli ibadah). Maka dia pun mendatangi rahib tersebut lalu mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh 99 jiwa, apakah ada taubat baginya?
Ahli ibadah itu berkata: “Tidak.” Seketika laki-laki itu membunuhnya. Maka dia pun menggenapi dengan itu (membunuh rahib) menjadi 100 jiwa. Kemudian dia menanyakan apakah ada orang yang paling alim di muka bumi ketika itu? Lalu ditunjukkanlah kepadanya tentang seorang yang berilmu. Maka dia pun mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh 100 jiwa, apakah ada taubat baginya? Orang alim itu berkata: “Ya. Siapa yang menghalangi dia dari taubatnya? Pergilah ke daerah ini dan ini. Karena sesungguhnya di sana ada orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah, maka beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka. Dan jangan kamu kembali ke negerimu, karena negerimu itu adalah negeri yang buruk/jahat.”
Maka dia pun berangkat. Akhirnya, ketika tiba di tengah perjalanan datanglah kematian menjemputnya, (lalu dia pun mati). Maka berselisihlah malaikat rahmat dan malaikat azab tentang dia.
Malaikat rahmat mengatakan: “Dia sudah datang dalam keadaan bertaubat, menghadap kepada Allah dengan sepenuh hatinya.”
Sementara malaikat azab berkata: “Sesungguhnya dia belum pernah mengerjakan satu amalan kebaikan sama sekali.”
Datanglah seorang malaikat dalam wujud seorang manusia, lalu mereka jadikan dia (sebagai hakim pemutus) di antara mereka berdua. Maka kata malaikat itu: “Ukurlah jarak antara (dia dengan) kedua negeri tersebut. Maka ke arah negeri mana yang lebih dekat, maka dialah yang berhak membawanya.”
Lalu keduanya mengukurnya, dan ternyata mereka dapatkan bahwa orang itu lebih dekat kepada negeri yang diinginkannya. Maka malaikat rahmat pun segera membawanya.

Nasihat Luqmanul Hakim Kepada Anaknya



Apabila menyebut soal pendidikan anak-anak secara tidak langsung ia lebih tertumpu kepada tugas dan tanggungjawab ibu bapak. Untuk mendidik anak-anak menjadi insan yang kamil tidaklah semudah yang diperkatakan dalam buku, majalah dan seminar.
Ia lebih menekankan soal keinsafan, kesedaran dan sikap tanggungjawab yang mendalam di samping mempunyai aqidah yang kental terhadap Allah SWT. Nasihat-nasihat yang di berikan oleh Luqmanul Hakim boleh di aplikasikan oleh ibu bapa sekarang kepada anak-anak. Jika di perhatikan, nasihat-nasihat yang di berikan Luqmanul Hakim sungguh cantik dan berlandaskan islam.
Justru itu, Allah SWT telah merakamkan beberapa keistimewaan yang dilakukan oleh Luqmanul Hakim sewaktu mendidik anak. Di antara nasihat Lukman kepada anaknya ialah:
1. Hendaklah engkau selalu berada di majlis para ulama’ dan dengarlah kata-kata para hukama (orang yang bijaksana), kerana Allah menghidupkan jiwa yang mati dengan hikmat sepertimana menghidupkan bumi yang mati dengan hujan yang lebat.
2. Janganlah engkau jadi lebih lemah daripada seekor ayam jantan, ia telah berkokok pada waktu pagi hari sedangkan engkau pada ketika itu masih terbaring di atas katilmu.
3. Janganlah engkau menangguhkan taubat kepada Allah kerana mati itu akan datang tiba-tiba.
4. Dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak orang sudah ditenggelamkannya. Oleh itu, jadikanlah taqwa sebagai kapalnya.
5. Pukulan bapak ke atas anaknya bagaikan air menyirami tanaman.
6. Tiga orang yang tidak dapat dikenali melainkan pada tiga keadaan. Orang yang lemah lembut melainkan ketika marah, orang yang berani melainkan ketika berperang dan saudara maramu melainkan ketika engkau berhajat dan memerlukan pertolongan daripadanya.
7. Sesungguhnya dunia ini sedikit sahaja, sedangkan seluruh umurmu lebih sedikit daripada itu. Manakala umurmu yang masih berbakti lagi amat sedikit daripada yang lebih sedikit.
Sama-samalah kita mendidik anak-anak yang di anugerahkan oleh Allah S.W.T kepada kita supaya menjadi insan dan hamba-Nya yang taat dan patuh kepada segala suruhan dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci bersih. Ibu bapalah bertanggungjawab mencoraknya anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (Bukhari dan Muslim)

Cinta Seorang Wanita Kepada Tuhannya




Rabi’ah binti Ismail al-Adawiyah tergolong wanita sufi yang terkenal dalam sejarah Islam. Dia dilahirkan sekitar awal kurun kedua Hijrah berhampiran kota Basrah di Iraq. Dia lahir dalam sebuah keluarga yang miskin dari segi kebendaan namun kaya dengan peribadatan kepada Allah. Ayahnya pula hanya bekerja mengangkut penumpang menyeberangi Sungai Dijlah dengan menggunakan sampan.

Pada akhir kurun pertama Hijrah, keadaan hidup masyarakat Islam dalam pemerintahan Bani Umaiyah yang sebelumnya terkenal dengan ketaqwaan telah mulai berubah. Pergaulan semakin bebas dan orang ramai berlumba-lumba mencari kekayaan. Justeru itu kejahatan dan maksiat tersebar luas. Pekerjaan menyanyi, menari dan berhibur semakin diagung-agungkan. Maka ketajaman iman mulai tumpul dan zaman hidup wara’ serta zuhud hampir lenyap sama sekali.

Namun begitu, Allah telah memelihara sebilangan kaum Muslimin agar tidak terjerumus ke dalam fitnah tersebut. Pada masa itulah muncul satu gerakan baru yang dinamakan Tasawuf Islami yang dipimpin oleh Hasan al-Bashri. Pengikutnya terdiri daripada lelaki dan wanita. Mereka menghabiskan masa dan tenaga untuk mendidik jiwa dan rohani mengatasi segala tuntutan hawa nafu demi mendekatkan diri kepada Allah sebagai hamba yang benar-benar taat.

Bapa Rabi’ah merupakan hamba yang sangat bertaqwa, tersingkir daripada kemewahan dunia dan tidak pernah letih bersyukur kepada Allah. Dia mendidik anak perempuannya menjadi muslimah yang berjiwa bersih. Pendidikan yang diberikannya bersumberkan al-Quran semata-mata. Natijahnya Rabi’ah sendiri begitu gemar membaca dan menghayati isi al-Quran sehigga berjaya menghafal kandungan al-Quran. Sejak kecil lagi Rabi’ah sememangnya berjiwa halus, mempunyai keyakinan yang tinggi serta keimanan yang mendalam.

Menjelang kedewasaannya, kehidupannya menjadi serba sempit. Keadaan itu semakin buruk setelah beliau ditinggalkan ayah dan ibunya. Rabi’ah juga tidak terkecuali daripada ujian yang bertujuan membuktikan keteguhan iman. Ada riwayat yang mengatakan beliau telah terjebak dalam kancah maksiat. Namun dengan limpah hidayah Allah, dengan asas keimanan yang belum padam di hatinya, dia dipermudahkan oleh Allah untuk kembali bertaubat. Babak-babak taubat inilah yang mungkin dapat menyedar serta mendorong hati kita merasai cara yang sepatutnya seorang hamba brgantung harap kepada belas ihsan Tuhannya.

Marilah kita teliti ucapan Rabi’ah sewaktu kesunyian di ketenangan malam ketika bermunajat kepada Allah:

“Ya Allah, ya Tuhanku. Aku berlindung diri kepada Engkau daripada segala yang ada yang boleh memesongkan diri daripada-Mu, daripada segala pendinding yang boleh mendinding antara aku dengan Engkau!

“Tuhanku! bintang-bintang telah menjelma indah, mata telah tidur nyenyak, semua pemilik telah menutup pintunya dan inilah dudukku di hadapan-Mu.

“Tuhanku! Tiada kudengar suara binatang yang mengaum, tiada desiran pohon yang bergeser, tiada desiran air yang mengalir, tiada siulan burung yang menyanyi, tiada nikmatnya teduhan yang melindungi, tiada tiupan angin yang nyaman, tiada dentuman guruh yang menakutkan melainkan aku dapati semua itu menjadi bukti keEsaan-Mu dan menunjukkan tiada sesuatu yang menyamai-Mu.

“Sekelian manusia telah tidur dan semua orang telah lalai dengan asyik maksyuknya. Yang tinggal hanya Rabi’ah yang banyak kesalahan di hadapan-Mu. Maka moga-moga Engkau berikan suatu pandangan kepadanya yang akan menahannya daripada tidur supaya dia dapat berkhidmat kepada-Mu.”

Rabi’ah juga pernah meraung memohon belas ihsan Allah SWT:

“Tuhanku! Engkau akan mendekatkan orang yang dekat di dalam kesunyian kepada keagungan-Mu. Semua ikan di laut bertasbih di dalam lautan yang mendalam dan kerana kebesaran kesucian-Mu, ombak di laut bertepukan. Engkaulah Tuhan yang sujud kepada-Nya malam yang gelap, siang yang terang, falak yang bulat, bulan yang menerangi, bintang yang berkerdipan dan setiap sesuatu di sisi-Mu dengan takdir sebab Engkaulah Tuhan Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa.”

Setiap malam begitulah keadaan Rabi’ah. Apabila fajar menyinsing, Rabi’ah terus juga bermunajat dengan ungkapan seperti:

“Wahai Tuhanku! Malam yang akan pergi dan siang pula akan mengganti. Wahai malangnya diri! Apakah Engkau akan menerima malamku ini supaya aku berasa bahagia ataupun Engkau akan menolaknya maka aku diberikan takziah? Demi kemuliaan-Mu, jadikanlah caraku ini kekal selama Engkau menghidupkan aku dan bantulah aku di atasnya. Demi kemuliaan-Mu, jika Engkau menghalauku daripada pintu-Mu itu, nescaya aku akan tetap tidak bergerak juga dari situ disebabkan hatiku sangat cinta kepada-Mu.”

Seperkara menarik tentang diri Rabi’ah ialah dia menolak lamaran untuk berkahwin dengan alasan:

“Perkahwinan itu memang perlu bagi sesiapa yang mempunyai pilihan. Adapun aku tiada mempunyai pilihan untuk diriku. Aku adalah milik Tuhanku dan di bawah perintah-Nya. Aku tidak mempunyai apa-apa pun.”

Rabi’ah seolah-olah tidak mengenali yang lain daripada Allah. Oleh itu dia terus-menerus mencintai Allah semata-mata. Dia tidak mempunyai tujuan lain kecuali untuk mencapai keredaan Allah. Rabi’ah telah mempertalikan akalnya, pemikirannya dan perasaannya hanya kepada akhirat semata-mata. Dia sentiasa meletakkan kain kapannya di hadapannya dan sentiasa membelek-beleknya setiap hari.

Selama 30 tahun dia terus-menerus mengulangi kata-kata ini dalam sembahyangnya:

“Ya Tuhanku! Tenggelamkanlah aku di dalam kecintaan-Mu supaya tiada suatupun yang dapat memalingkan aku daripada-Mu.”

Antara syairnya yang masyhur berbunyi:

“Kekasihku tiada menyamai kekasih lain biar bagaimanapun, 

Tiada selain Dia di dalam hatiku mempunyai tempat manapun, 
Kekasihku ghaib daripada penglihatanku dan peribadiku sekalipun, 
Akan tetapi Dia tidak pernah ghaib di dalam hatiku walau sedetik pun.”

Rabi’ah telah membentuk satu cara yang luar biasa di dalam mencintai Allah. Dia menjadikan kecintaan pada Ilahi itu sebagai satu cara untuk membersihkan hati dan jiwa. Dia memulakan fahaman sufinya dengan menanamkan rasa takut kepada kemurkaan Allah seperti yang pernah diluahkannya:

“Wahai Tuhanku! Apakah Engkau akan membakar dengan api hati yang mencintai-Mu dan lisan yang menyebut-Mu dan hamba yang takut kepada-Mu?”

Kecintaan Rabi’ah kepada Allah berjaya melewati pengharapan untuk beroleh syurga Allah semata-mata.

“Jika aku menyembah-Mu kerana takut daripada api neraka-Mu maka bakarlah aku di dalamnya! Dan jika aku menyembah-Mu kerana tamak kepada syurga-Mu maka haramkanlah aku daripadanya! Tetapi jika aku menyembah-Mu kerana kecintaanku kepada-Mu maka berikanlah aku balasan yang besar, berilah aku melihat wajah-Mu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu.”

Begitulah keadaan kehidupan Rabi’ah yang ditakdirkan Allah untuk diuji dengan keimanan serta kecintaan kepada-Nya. Rabi’ah meninggal dunia pada 135 Hijrah iaitu ketika usianya menjangkau 80 tahun. Moga-moga Allah meredainya, amin!

Sekarang mari kita tinjau diri sendiri pula. Adakah kita menyedari satu hakikat yang disebut oleh Allah di dalam Surah Ali Imran, ayat 142 yang bermaksud:

“Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga padahal belum nyata bagi Allah orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang yang sabar.”

Bagaimana perasaan kita apabila insan yang kita kasihi menyinggung perasaan kita? Adakah kita terus berkecil hati dan meletakkan kesalahan kepada insan berkenaan? Tidak terlintaskah untuk merasakan di dalam hati seumpama ini:

“Ya Allah! Ampunilah aku. Sesungguhnya hanya Engkau yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya kasih-Mu yang abadi dan hanya hidup di sisi-Mu sahaja yang berkekalan. Selamatkanlah aku daripada tipu daya yang mengasyikkan.”

Sesungguhnya apa juga lintasan hati dan luahan rasa yang tercetus daripada kita bergantung kepada cara hati kita berhubung dengan Allah. Semakin kita kenali keluhuran cinta kepada Allah, maka bertambah erat pergantungan hati kita kepada Allah serta melahirkan keyakinan cinta dan kasih yang sentiasa subur.

Lanjutan itu jiwa kita tidak mudah berasa kecewa dengan gelagat sesama insan yang pelbagai ragam. Keadaan begini sebenarnya terlebih dahulu perlu dipupuk dengan melihat serta merenungi alam yang terbentang luas ini sebagai anugerah besar daripada Allah untuk maslahat kehidupan manusia. Kemudian cubalah hitung betapa banyaknya nikmat Allah kepada kita.

Dengan itu kita akan sedar bahwa kita sebenarnya hanya bergantung kepada Allah. Bermula dari sini kita akan mampu membina perasaan cinta terhadap Allah yang kemudian mesti diperkukuhkan dengan mencintai titah perintah Allah. Mudah-mudahan nanti kita juga akan menjadi perindu cinta Allah yang kekal abadi.




Rurouni Kenshin

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Duhovit - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger